Proses Produksi Sodium Caseinate

Proses Produksi Sodium Caseinate adalah garam natrium dari casein, yaitu protein utama menemukan dalam susu. Sodium casein terbentuk melalui proses netralisasi caseinate dengan natrium hidroksida, menghasilkan bentuk lebih larut dalam air membandingkan caseinate biasa. Karena sifat kelarutannya baik, calcium caseinate sering berguna sebagai bahan tambahan industri makanan maupun minuman, terutama sebagai emulsifier, penstabil ataupun agen pengental. Penggunaannya meluas karena tidak hanya meningkatkan tekstur serta viskositas produksi, tetapi juga menambah kandungan protein.

Dalam dunia industri pangan, produksi sodium casein berguna di berbagai produksi seperti kopi instan, krimer, sosis, keju olahan maupun makanan penambah energi. Fungsinya sebagai emulsifier membantu mencampurkan bahan tidak larut satu sama lain seperti minyak dan air. Sementara itu, kemampuannya sebagai penstabil membantu menjaga konsistensi serta kualitas proses produksi selama penyimpanan. Calcium caseinate juga memiliki daya ikat air tinggi, sehingga dapat mempertahankan kelembaban makanan olahan maupun mencegah kekeringan.

Berikut informasi lebih lanjut mengenai Proses Produksi Sodium Caseinate.

Selain penggunaannya industri makanan, sodium casein juga menemukan produksi farmasi maupun kosmetik. Dalam formulasi farmasi, senyawa ini berguna sebagai bahan pembawa (carrier) untuk obat, membantu pelepasan zat aktif secara bertahap. Dalam produksi kosmetik, sodium caseinate berguna sebagai bahan pelembab serta pembentuk lapisan pelindung kulit, berkat sifat proteinnya lembut maupun bersahabat dengan kulit manusia. Bahkan industri lem, calcium caseinate juga berguna sebagai bahan dasar karena sifat perekatnya kuat.

proses produksi sodium caseinate

Salah satu keunggulan utama dari produksi sodium casein adalah kandungan proteinnya tinggi, biasanya mencapai sekitar 90% dari total massa kering. Karena itu, sodium caseinate juga berguna pada suplemen protein, baik untuk atlet maupun individu membutuhkan asupan protein tambahan. Produk-produksi semacam ini memanfaatkan kemampuan caseinate sodium untuk menyediakan asam amino esensial memerlukan tubuh untuk pertumbuhan ataupun perbaikan jaringan. Selain itu, protein ini mencerna secara perlahan, sehingga cocok untuk memberikan rasa kenyang lebih lama.

Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai tahapan-tahapan dalam proses produksi sodium casein.

  1. Pengumpulan dan Standarisasi Susu

Langkah pertama bagi produksi sodium casein adalah pengumpulan susu segar dari peternakan. Susu berguna biasanya berasal dari sapi serta harus memenuhi standar kualitas tertentu, terutama hal kandungan lemak & protein. Susu kemudian distandarisasi untuk menyesuaikan kadar lemaknya, karena proses pemisahan kasein akan lebih efektif jika kandungan lemaknya mengurangi terlebih dahulu. Biasanya, susu tersebut akan proses menjadi susu skim terlebih dahulu, dengan menghilangkan sebagian besar lemak menggunakan separator sentrifugal.

Setelah susu skim memperoleh, melakukan proses pasteurisasi untuk membunuh mikroorganisme patogen mungkin ada pada susu. Pasteurisasi melakukan dengan cara memanaskan susu hingga suhu tertentu (sekitar 72–75°C) selama beberapa detik. Langkah ini sangat penting untuk memastikan keamanan bahan baku sebelum melanjutkan ke proses pemisahan protein.

  1. Presipitasi Kasein

Langkah kedua produksi calcium caseinate adalah presipitasi atau pengendapan kasein dari susu skim. Proses ini melakukan dengan menambahkan asam, biasanya asam klorida (HCl) atau asam laktat, ke susu skim telah dipasteurisasi. Penambahan asam ini menurunkan pH susu menjadi sekitar 4,6, yaitu titik isoelektrik dari kasein, di mana kasein tidak larut dalam air maupun akan mengendap. Kasein mengendap ini berbentuk gumpalan-gumpalan putih serta disebut sebagai curd. Setelah terbentuk, kasein memisahkan dari bagian cair susu (whey) dengan menggunakan metode filtrasi atau sentrifugasi. Whey memisahkan dapat memanfaatkan untuk produksi lain, sementara kasein basah akan mencuci beberapa kali dengan air bersih untuk menghilangkan sisa-sisa asam & laktosa, serta meningkatkan kemurnian.

  1. Netralisasi Kasein

Setelah mencuci serta mengeringkan sebagian, kasein basah kemudian mereaksikan dengan larutan natrium hidroksida (NaOH). Reaksi ini melakukan kondisi terkontrol, di mana pH menaikkan secara bertahap hingga berada kisaran netral atau sedikit basa (pH sekitar 6,5–7,5). Pada tahap ini, ion-ion natrium akan menggantikan ion-ion hidrogen pada gugus asam kasein, sehingga terbentuk sodium caseinate larut dalam air. Reaksi netralisasi ini harus melakukan dengan hati-hati, karena kelebihan NaOH dapat merusak struktur protein kasein, sementara kekurangan NaOH akan menghasilkan produksi tidak sepenuhnya larut. Oleh karena itu, pengontrolan pH secara ketat menjadi faktor kunci memastikan kualitas proses produksi akhir.

  1. Pengeringan

Setelah proses netralisasi selesai dan calcium caseinate terbentuk, proses larutan caseinate sodium tersebut kemudian mengeringkan menjadi bentuk bubuk agar lebih stabil ataupun mudah berguna di berbagai aplikasi industri. Pengeringan biasanya melakukan dengan menggunakan metode spray drying atau pengeringan semprot. Dalam metode ini, proses larutan caseinate sodium menyemprotkan ke ruang pengering berisi udara panas. Tetesan larutan tersebut segera menguap serta membentuk bubuk halus. Keuntungan dari metode spray drying adalah kemampuannya menghasilkan partikel bubuk seragam, cepat larut pada air serta memiliki umur simpan lebih panjang. Suhu maupun kecepatan udara panas mengontrol secara ketat untuk mencegah kerusakan protein akibat suhu berlebih.

  1. Pengemasan dan Penyimpanan

Setelah proses pengeringan selesai, bubuk produksi sodium casein akan mendinginkan maupun menyaring untuk memisahkan partikel-partikel tidak seragam. Proses produksi akhir kemudian mengemas kantong atau wadah kedap udara maupun kelembaban untuk mencegah penyerapan air dari lingkungan. Proses caseinate sodium telah mengemas menyimpan pada gudang dengan suhu serta kelembaban terkendali untuk menjaga kualitasnya sebelum mengirim ke konsumen atau berguna bagi formulasi produksi.

  1. Pengendalian Mutu

Sepanjang proses produksi calcium caseinate, pengendalian mutu melakukan secara ketat mulai dari bahan baku hingga produksi akhir. Parameter seperti kadar protein, kelarutan, warna, pH serta kelembaban memeriksa di laboratorium. Selain itu, pengujian mikrobiologis juga melakukan untuk memastikan bahwa produk bebas dari kontaminasi bakteri atau jamur. Pengujian sensorik seperti bau dan rasa juga melakukan, terutama jika proses sodium caseinate akan berguna bagi produk pangan. Semua proses tersebut bertujuan untuk menjamin bahwa proses caseinate sodium menghasilkan memenuhi standar internasional & aman berkegunaan.

Demikian informasi mengenai Proses Produksi Sodium Caseinate, silahkan hubungi kami dibawah ini, kami akan berikan harga terbaik untuk anda!

contact us

Rate this post